SangekNihh - Kurasakan Tubuh Anak Juraganku - Kali ini
SangekNihh akan menceritakan Cerita Sex Terbaru ketika Ku Kurasakan Tubuh Anak
Juraganku. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak
baik-baik pengalamanku ini.
Aku bekerja sebagai seorang sopir di Malang. Namaku Sony,
umurku 24 tahun, dan berasal dari Jember. Aku sudah bekerja selama 2 tahun pada
juraganku ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliahku yang terpaksa
berhenti karena kurang biaya. Wajahku sih kata orang ganteng, ditambah dengan
tubuh lumayan atletis. Banyak teman SMA-ku yang dulu bilang, seandainya aku
anak orang kaya, pasti sudah jadi playboy kelas super berat. Memang ada
beberapa teman cewekku yang dulu naksir padaku, tetapi tidak aku tanggapi, secara mereka bukan tipeku.
Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 18
tahun, kelas 3 SMA favorit di Malang. Namanya Jessica. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah. Aku kadang hampir
tidak tahan melihat tubuh Jessica yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 168 cm, dan payudaranya
besar dan kelihatannya kencang sekali. Ditambah dengan penampilannya dengan rok
mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.
Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku
depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih
mulus dengan bulu-bulu halus atau pada belahan payudaranya yang terlihat dari
balik seragam tipisnya itu. Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak
juraganku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku
untuk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput
dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin, dan
seperti biasa aku menunggu Non-ku di gerbang sekolahnya.
Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.
"Siang, Non..., mari saya bawakan tasnya".
"Eh..., Mas, udah lama nunggu?", katanya sambil
mengulurkan tasnya padaku.
"Barusan kok Non..", jawabku.
"Jess...,
ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga sih..., ha...,
ha..", salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.
"Hus..", sahut Non-ku sambil tersenyum. "Jadi
malu dia nanti..".
Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya
ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.
"Kenalin nih mas, temanku", Non-ku berkata sambil
tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.
"Sony", kataku sambil merasakan tangan temannya
yang lembut.
"Maryam",
balasnya sambil menatap dadaku yang bidang dan berbulu.
"Mas, antar kita dulu ke rumah Maryam di Tidar",
instruksi Non Jessica sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke
atas memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
"Baik Non", jawabku. Tak terasa penisku sudah
mengeras menyaksikan pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan
kemudian mengulum payudaranya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai
dia meronta-ronta..., ahh.
Tak lama kitapun sampai di rumah Maryam yang sepi.
Rupanya orang tuanya sedang ke luar
kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Jessica ke luar dan
menyuruhku ikut masuk.
"Saya di luar saja Non".
"Masuk saja mas..., sambil minum dulu..., baru kita
pulang".
Akupun mengikuti perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah.
Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.
"Duduk di sini aja mas", kata Maryam menunjuk tempat
duduk di sofa di sebelahnya.
"Ayo jangan ragu-ragu...", perintah Non Jessica melihat
aku agak ragu.
"Mulai aja Yam
filmnya...", Non Jessica kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.
Tak lama kemudian..., film pun dimulai..., Woww..., ternyata
film porno. Di layar tampak seorang pria negro sedang menyetubuhi dua perempuan
bule secara bergantian. Napas Non Jessica di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas
tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku
meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian
kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium
bibirnya yang mungil itu.
"Hmm... Eh", Suara itu yang terdengar dari
mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas payudaranya.
Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak
bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya
ke bawah sehingga tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan sudah
menegang.
"Ayo..., hisap dong mas..., ahh". Tak perlu
dikomando lagi, langsung aku jilat putingnya, sambil tanganku meremas-remas
payudaranya yang sebelah kiri. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan
temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu
birahi Non Jessica. Setelah
puas menikmati payudaranya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat
di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku
jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang
menerawang di balik CD-nya itu.
"Ayo, jilatin memekku mas", Non Jessica mendesah
sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan
kujilati kemaluannya.
"Ohh..., nikmat sekali...", erangan demi erangan
terdengardari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku
bisa menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tak
henti mengelus, meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.
"Aduh, cepetan dong, yang keras..., aku mau keluar..,
ehhmm ohh..". Tangan Non Jessica meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan itu
keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat habis. Akupun
berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka
celanaku, Non Jessica telah ambil alih.
"Biar saya yang buka mas", katanya.
Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan
membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar
CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah
tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak,
bergelantung ke luar.
"Ih, wowww...!!!", desis Non Jessica, sambil tangannya mengelus-elus
penisku. Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang
kemaluanku. Dijilatinya pula kepala penisku sebelum dimasukkannya ke dalam
mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju
mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya luar
biasa..., bayangkan..., penisku berwarna hitam sedang dikulum oleh mulut
seorang gadis manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang
kemaluanku.
"Punyamu besar sekali mas Son..., Jessica suka.., ehmm..", katanya
sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.
Setelah kurang lebih 15 menit Non Jessica menikmati
penisku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka
seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan
diarahkannya penisku ke liang vaginanya.
"Ayo.., masukkin dong mas... Jessica udah nggak tahan nih...",
katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya penisku.
Diturunkannya pantatnya, dan peniskupun masuk perlahan ke dalam liang
vaginanya.
Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit
bagi penisku untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari penisku
ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.
"Ahh..., yeah..., sekarang masukin deh penis mas yang
besar itu di memekku", katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya
meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya untukku.
"Yah, begitu dong mas", Tak perlu aku tunggu lebih
lama lagi langsung aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara itu Non Jessica masih
terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati penis
besar sopirnya ini.
"Sekarang setubuhi Jessica dalam posisi nungging... ya mas Son...?", instruksinya.
Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.
"Ayo dong mas..., masukkin dari belakang", Non Jessica menjelaskan
maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus
pantatnya yang padat.
Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, tetapi agak
sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yang mengelus penisku
dan membantu memasukkannya ke liang vagina Non Jessica. Aku lihat ke samping, ternyata Maryam, yang membantuku menyetubuhi
temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.
Aku langsung menyetubuhi Non Jessica dari belakang. Kugerakkan pantatku maju
mundur, sambil memegang pinggul Nonku.
"Ahh..., Mas..., Mas..., Terus dong..., nikmat
sekali", Non Jessica mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera
kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Jessica makin
hebat.
Maryam sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk
menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh
nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya
kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar,
tetapi tampak padat.
"Ohh.., terus dong mas... yang cepat dong ahhh... Jessica mau keluar mas...
ohhh...", Non Jessica mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat
membasahi penisku.
"Non..., saya juga hampir keluar..", kataku.
"Tahan sebentar mas..., keluarin dimulutku...",
kata Non Jessica.
Non Jessica dan Maryam berlutut di depanku, dan Maryam yang sejak tadi tampak tak tahan melihat
kami bersetubuh di depannya, langsung mengulum penisku di mulutnya. Sementara
itu Non Jessica
menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan
menjilat penisku dengan penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja
ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.
"Ayo, goyang yang keras dong mas...", Non Jessica memberiku
instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.
"Ayo penisnya taruh di sini mas...", kata Non Jessica lagi.
Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit penisku di
antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku
mengapitkan buah dadanya.
"Oh, nikmat sekali...".
Sementara Maryam sibuk mengelap tubuhku yang basah karena keringat. Tak berapa
lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan penisku ke dalam mulut Non Jessica, dan dikulumnya sambil
meremas-remas buah pelirku.
"Ahh..., Non..., ahh", jeritku dan air manikupun
menyembur ke dalam mulut mungil Non Jessica. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet,
sementara Non Jessica dan Maryam sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.
Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sudah
menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Jessica termasuk orang tua yang strict pada anaknya, sehingga bila dia
pulang telat pasti kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Jessica memberiku uang
Rp 1.000.000,-.
"Ambil mas, buat uang lelah, Tapi janji jangan bilang
siapa-siapa tentang yang tadi ya", katanya sambil tersenyum. Akupun
mengangguk senang.
"Besok kita ulangi lagi ya mas..., soalnya Maryam minta
bagian".
0 komentar:
Post a Comment