SangekNihh - Karina Pelayan Hotel Yang Semok - Kali ini
SangekNihh akan menceritakan Cerita Sex Terbaru tentang Karina Pelayan Hotel Yang Semok. Mau tahu kelanjutan
ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik pengalamanku ini.
Aku adalah seorang dosen pasca sarjana yang mengajar dan
memberi seminar di mana-mana. Aku tinggal di Bogor dan hidup cukup bahagia
dengan keluargaku. Suatu ketika, sedang iseng-iseng bermain dengan internet,
aku temukan dia, perempuan ini bernama Karina. Mempunyai keinginan birahi yang
nyaris serupa denganku yaitu bermain dengan tali.
Dalam chat dan email aku berhasil mengetahui bahwa dia
bekerja di suatu hotel di Jogja sebagai Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu
lagi aku mesti memberikan seminar 2 hari di Undip Semarang.
Tak sabar menunggu hari itu, masih asyik aku mengorek
informasi melalui e-mail. Kami bahkan bertukar photo (tentu saja aku tidak
mengirim photo yang sebenarnya), Karina bahkan sempat mengirim photonya ketika
dia diikat oleh GMnya.
Oh ya, menurut pengakuannya usianya 34 tahun, Karina sudah 3
tahun menikah dengan seorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional
yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya nyaris hanya 2 minggu
sekali.
Karina mempunyai hubungan khusus dengan laki-laki yang sudah
lama ia kenal dan mengaku selama itulah dia mengagumi Karina, kira-kira sejak
pertemuan mereka yang mana Karina menjadi anak buahnya 7 tahun yang lalu di
Bali. Laki-laki itu sekarang merekrut Karina sebagai Sales Managernya.
Laki-laki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia sebuah bank di
Semarang, tidak tinggal bersama karena karir. Sehingga saat dia tidak pulang ke
Semarang, Karinalah yang
mengisi kekosongannya itu.
“Yogya, Yogya, ayo mas, yang ini sudah mau berangkat mas,!”
Suara kenek itu membuyarkan lamunanku, baru tuntas seminar
dan agak lelah aku bersiap-siap ke Yogya; biasanya langsung naik bis Nusantara
atau Ramayana ke Yogya dan berhenti di Ringroad ke rumah keluarga, ortu dan
adikku tinggal. Tapi saat ini aku sudah punya niat lain, aku akan menculik si Karina
yang ngegemesin dan selalu mengganggu pikiranku, sudah sebulan lebih ini aku
selalu main internet khusus untuk bisa baca tulisannya atau lihat foto
hornynya.
Jadi bis berhenti di Ringroad juga tetapi aku langsung ke
jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, memang diam-diam aku membawa foto ke
paranormal dan beliau katakan nama hotelnya.
Hotel tempatnya bekerja berdiri tepat bersebelahan dengan
hotelku. Setelah aku check in di hotelku, aku datang ke hotelnya. Hari sudah
sore aku tahu persis bahwa Karina itu pasti sudah pulang, jadi rencana akan
dijalankan besok.
Dari hotel aku naik taksi ke Alfa dan membeli beberapa
gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin murahan.
Tentunya juga gunting yang cukup tajam, mau beli jepitan baju dari kayu nggak
ada, jadi beli yang dari plastik aja tapi ada lubangnya sehingga bisa dimasukin
tali.
Esok harinya after breakfast aku mendatangi hotelnya, yang
hanya 25 meter dari hotelku. Aku tanya sama Mbak yang di resepsionis dan
katanya Karina kantornya itu tuh yang dekat GM nya katanya dengan sinis
(mungkin dia nggak pernah diperhatikan sang GM).
Dengan berpakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident
aku datangi kamar kerjanya Karina. “Wah orangnya tepat seperti yang di photo
yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih wajah
paduan cina jawa, tinggi badannya 170cm beratnya mungkin 58 kg, padat
bodynya..hmm!”
Karina berdiri dan kami bersalaman; hatiku sangat bersyukur.
Segera aku menguasai diri dan memperkenalkan diri bahwa aku adalah Steering
Comitte dari suatu seminar internasional mengenai Lingkungan Hidup dan berminat
menyewa 50 kamar dan ruang sidang untuk seminggu penuh.
Karina menjelaskan harganya dan menanyakan kapan acaranya
akan dimulai. Singkatnya urusan detil seminarku sudah beres (padahal seminar
itu rekayasaku belaka). Karina menjelaskan panjang lebar tentang paket seminar
dengan segala fasilitasnya sambil sesekali melemparkan senyum manisnya,. aku
semakin kagum, lalu..
“Bagaimana kalau proposalnya bisa Dik Karina antarkan ke
hotel saya?” umpanku sambil menyebut hotel tempatku tinggal.
“Mengapa Bapak tidak tinggal di sini?” tanya Karina.
“Lho maunya memang begitu, tapi kata resepsionis tadi kamar
sudah penuh” balasku.
“Betul Pak, mungkin besok Bapak bisa menginap disini dan
bersedia mencoba pelayanan kami di sini?”
“Boleh saja,.!” jawabku sambil mengharapkan ‘pelayanan’ yang
lain.
“Saya bookingkan ya Pak,!” aku mengangguk sambil
menyembunyikan kekagumanku akan ketertarikanku padanya. Karina tidak cantik,
dia menarik dan menawan. Lalu Karina berjanji akan mengantarkan proposalnya
besok jam 10.30 pagi.
Keesokannya telpon di kamar suiteku berbunyi, oh rupanya Karina
sudah datang.
“Karina mau langsung ke atas? Ini kamar suitenya bagus lho,
ada istri saya juga, biar saya kenalkan sekalian!”
“Oh ya, kebetulan saya belum pernah lihat kamar suite di
hotel ini, sebentar aja ya Pak” sahut dari seberang telpon.
Sampai di suite roomku, aku silakan Karina duduk. Karina terlihat
sangat manis dengan senyumnya yang mempesona. Hari ini Karina mengenakan blus
berwarna biru terang mengkilap berlengan panjang dengan model kerah shanghai
dengan kancing putih yang berbaris rapih dari leher hingga nyaris ujung
bajunya, memakai rok hitam serta menggenggam HP Nokia 3650 warna Biru Kuning,
di pergelangan tangan kirinya ada arloji berbentuk gelang. Di tangan kanannya
ada karet pengikat rambut berwarna hitam, dan kutawarkan minuman, dia memilih
apple juice kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang sudah kucampur obat tidur
yang kubeli kemarin dari toko obat di Malioboro.
“Ibu di mana Pak,” tanya Karina seraya meminum juicenya
“Oh, ada di kamar mandi..”
“Buu,.. buu..!” teriakku seolah-olah ada dia di sana.
Karina meneguk kembali minumannya sampai hampir habis dan
betul juga kata si engkoh, Karina langsung tertidur di sofa ruang tamu.
Setelah pintu kukunci, aku langsung beraksi, pertama kubuka
bajunya yang selalu nampak ketat, mulai kancing bawah hingga ke atas lalu BH
Triump nya yang no 36, rok hitam yang 10 cm di atas lutut, dan terakhir CD merk
Sloggy yang nampak bersih. Selanjutnya aku mulai menerapkan cara ikatan yang
kuintip dari internet. Katanya yang paling canggih itu yang dari Jepang namanya
Karada. Teorinya dari badan dulu, tapi aku takut dia terbangun, jadi biar aman
tangannya dulu.
Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan.
Lalu kedua tangannya dibawa ke punggung dan satu sama lain diikat dengan jenis
yang mengunci (seperti laso, makin bergerak makin erat) dan dihubungkan dengan
tali lagi ke leher ah jangan kasihan nanti bisa tercekik. Walaupun nggak ada di
teori tali yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melewati susu
dan di bawah buah dada di lingkarkan dan diikat erat sampai dadanya membusung
seperti gunung merapi mau meletus.
Agar kakinya nggak menendang walaupun masih pakai sepatu
Edward Forrer dari Bandung dengan hak 7 cm dan ada talinya melingkar manis di
pergelangan kaki itu juga diikat erat pakai tali lain. Sepatu ini yang
dinamakan dia sepatu sexy.. dalam beberapa e-mailnya. Trus ikut teori aja, tali
yang di buah dada diteruskan kebawah lewat vagina dan keatas lagi di belakang
dan diikatkan ke tangannya yang dipunggung. Memastikan Karina sudah terikat
erat, aku langsung menggendongnya,
“Oops, lumayan juga beratnya..!” lalu meletakkannya di
tempat tidur dalam posisi miring, karena tangannya terikat ke belakang. Aku
tutup dan mengunci pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan kamar tidurku.
Aku cape juga mengerjakannya dan menggendongnya, sampai tertidur di sebelah Karina.
Aku terbangun oleh suara makian wanita.
“Shit, ugh! Apaan ini!?”
Karina dengan wajah ketakutan melihat tubuhnya yang
berbusana tali. Yes my dream comes true! Pikirku. aku berhasil mengikat Karina,
dan ia terbangun sambil memaki-maki,
“Pak, sadar Pak.. Ibu ada di kamar mandi.. berani-beraninya
berbuat begini pada saya” teriak Karina sambil meronta-ronta berusaha membuka
ikatannya.
“Lepaskan aku”
Takut terdengar kamar sebelah sebelum Karina berhasil
berteriak minta tolong, dengan gerak cepat kuambil lakban perak di meja tempat
tidurku,
“..srett” dan kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!!”.
Karina mulai mengeliat mencoba membebaskan dirinya, akan
tetapi semakin tangannya bergerak maka semakin kencang juga ikatan yang ada di
buah dadanya yang gede itu. Matanya melotot marah, ia terlihat kesakitan tapi
mungkin ia menikmati juga.
“Oh Karina sayang, istriku memang ada di kamar mandi, tapi
di rumahnya di Bogor,” jerit tawaku yang kubuat seram.
“Permainan baru akan dimulai Karina” kataku dengan tegas.
“Uugh, mmh, awwh!!” Karina hanya bisa mengeluh tanpa suara.
Matanya mulai berkaca-kaca dan kelihatan putus asa. Aku
mulai bekerja jepitan baju kupasang di kedua putingnya dan dihubungkan dengan
tali kecil yang nyambung ke tangan yang dipunggung. Karina meronta-ronta
menggerakkan tangannya mencoba untuk melepaskan ikatannya, tapi hasilnya adalah
ikatan di buah dadanya semakin menyakitkan, juga putingnya menjadi tertarik
oleh jepitan baju dan menambah rasa sakit.
Masih belum puas aku meneteskan lilin panas pada jarak 40 cm
dari buah dadanya, ternyata ia tidak terlalu kesakitan maka kudekatkan jadi
jarak 20 cm ia menggeliat, meronta mmh,.! ugh,.! semakin terikat dan makin
sakit dan ia telah melewati entah orgasme yang keberapa kalinya melalui tali
yang melilit melalui vagina dan anusnya.
Akhirnya Karina nampak memelas sekali seperti minta
diampuni, mungkin karena sudah terlalu lelah meronta-ronta dan orgasme.
“Kamu akan saya lepaskan kalau mau ngemut punyaku dan minum
sampai bersih, ok?”
Matanya mengedip lemah. Tapi aku belum puas, aku berubah
pikiran, apalagi buah zakarku yang sangat bersemangat sudah menunjuk-nunjuk ke Karina!
Aku membuka ritsluiting celana kemudian melepaskan ikatan di kakinya yang rapat
itu lalu pergelangan kakinya yang masih terikat dengan sepatu yang sexy itu
kusambungkan ke kaki tempat tidur sehingga Karina terlentang dalam posisi
tangan terikat ke belakang sementara kakinya terikat terlentang.
Penisku 16cm itu masuk dengan paksa ke vaginanya yang
ternyata sudah bercairan. Masuk, keluar, masuk, keluar, berkali-kali hingga
spermaku muncrat. Aku terbaring lunglai, di atas tubuh Karina yang berbusana
tali itu, setelah mencapai puncaknya,
“Good Girl” kataku sambil memegang kepalanya seperti aku
menyayang-nyayang anjing kesayanganku si Bonci. Karina pingsan tak sadarkan
diri.
Segera aku membersihkan tubuhnya sekedarnya dengan handuk
yang kubasahi, memakaikan pakaiannya lengkap dengan blus biru kerah
shanghainya, mengancingi blusnya berurutan rapi. Memakaikan CD setelah spermaku
kubersihkan. Aku ganti ikatannya dengan lakban perak, meliliti tubuhnya yang
berbusana, membelenggu kembali tangannya kebelakang, kakinya aku satukan lagi
dengan lakban yang sama, kaki yang bersepatu yang sexy (itu sebutannya di
e-mail) itu aku kulum dengan gemas.
Memastikan tangan kakinya sudah terikat, serta mulutnya
sudah tersumbat, aku utak atik HPnya mencari tahu nomor HPnya lalu serta merta
mematikannya, kulihat banyak miss call dan SMS, beberapa dari GMnya
“Mami, sudah jam 5 sore kok belum kembali. Sales Call,
posisi?” ada 4 SMS yang bernada serupa.
Kumatikan HPnya supaya dia jangan sampai bisa SMS untuk
minta tolong, juga aku cabut kabel telpon di kamarku.
Karina mulai siuman, kemudian kuperlihatkan handycam yang
tadi telah di pasang pada tempat tersembunyi. Aku mengancam jika bilang
siapa-siapa, rekaman ini akan aku upload situs dewasa, bahkan bisa kuperbanyak
dan kujual kuedarkan.
Matanya kutatap, berkaca-kaca, Karina meronta-ronta kali ini
apa daya lakban perak sudah mengikat erat dan merekat di tubuhnya, Karina menangis
tersedu-sedu, putus asa dan pasrah. Semalaman penuh Karina kugarap sedemikian
rupa, karena aku akan check out besok pagi, jadi malamnya aku perkosa hingga
dia pingsan lagi.
Keesokan harinya, waktu menunjukkan pukul 6.00 pagi. Aku
tinggalkan dia di kamarku dengan tubuhnya yang berbusana namun tetap terikat
lilitan lakban perak, kubiarkan tanda Do Not Disturb menggantung di pintu
kamarku. Aku langsung kembali ke Bandung dengan KA Argowilis.
Di KA sambil menikmati hasil rekaman video pada
laptopku, aku menyiapkan cerita ini dan kukirimkan kepadanya lewat e-mail
sehingga dia tahu siapa sebenarnya yang ‘telah memperkosanya’. Entah bagaimana
dia bisa melepaskan ikatannya, menjadi misteri sendiri.
0 komentar:
Post a Comment