SangekNihh - Pengalaman Prajabatan PNS Ku - Kali ini
SangekNihh akan menceritakan Cerita Sex Terbaru Pengalaman Prajabatan PNS Ku.
Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik
pengalamanku ini.
Perkenalkan Namaku Bagus seorang PNS, untuk kerahasiaan aku
tidak akan menuliskan tahun terjadinya peristiwa ini dan nama asli. Namun
cerita ini adalah benar adanya. Bulan Oktober aku mengikuti prajabatan PNS, yah
tak ada yang kukenal di prajabatan ini, karena itu aku berusaha untuk mencari
teman sebanyak-banyaknya. Pagi itu adalah jam pertama, aku duduk di bangku
kelas bagian tengah, kulirik kiri dan kanan.
tak ada yanmg kukenal, namun ada satu yang menarik
perhatianku, seorang gadis cantik duduk tak jauh dariku, dia nampak ramah dan
selalu tersenyum, kulitnya sawo matang, namun bagiku dia terlihat yang paling
cantik di kelas. Dia lalu memperkenalkan diri.
“Nama saya Ni Putu Aryani, aku guru tari Bali, nama kamu
siapa? kok ngeliatin terus sih?”
Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab,
“Maaf ya mbok tut, nama saya Bagus, abis ga ada yang dikenal
sih…”
“Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil
mbok”
“25 mbok, emang kenapa?”
“oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.”
“Oh…”
Meskipun dia bilang umurnya 28 tapi dia tidak terlihat setua
itu, perawakannya lebih pendek dari aku dan badannya sintal. Sejak perkenalan
itu kami sering ngobrol berdua pada waktu prajabatan selama 2 minggu itu, smsan
dan telpon-telponan, dia juga sering ditengok sama cowok yang sama temen-temen
aku dipanggil raksasa, Yani bilang sih itu tunangannya, aku kesel juga tapi apa
daya aku cuma bisa senyum, tapi memang pada waktu itu aku belum merasakan
apa-apa.
Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini,
“Gus, nanti abis penutupan kita jalan-jalan yuk!?”
“ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?”
“yah, ke bioskop atau kemana gitu.”
“oke..”
saat itu tiba, aku dah siap-siap untuk penutupan dan tak
lupa aku membawa pakaian ganti, begitu selesai penutupan kami pergi ke bioskop,
kami nonton dan sengaja memilih bangku paling pinggir, entah kenapa aku mulai
berpikiran kotor, lalu aku memeluk dia, dia tidak menolak. Lalu aku beranikan
diri untuk mencium dia, dia malah menyambut ciumanku dengan hangat. Kami berciuman
lama sekali, aku melumat bibirnya dengan penuh nafsu, setelah beberapa menit
dia berkata,
“ternyata perasaan gak bisa bohong ya.”
“iya…”
Aku tak ragu lagi untuk memeluk dan menciumnya bahkan aku
berani memegang payudaranya dari dalam bajunya sementara dia juga memegang
dadaku, akhirnya kami selesai nonton film lalu aku berkata,
“Yan..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma aku.”
“Ga bisa gus, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah
biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…”
Aku kecewa dan marah tapi ga bisa apa-apa, akhirnya aku
bilang,
“Terserah.”
Aku tidak pernah ngehubungi dia selama beberapa hari,
akhirnya aku berpikir normal aku tidak mungkin masuk ke dalam kehidupannya,
yah… aku akhirnya menghubungi dia lagi dan kami ngobrol seperti biasa tanpa ada
masalah lagi dan pada suatu saat dia mengajak aku makan di ayam wong Solo.
Aku sebagai orang yang lebih miskin dari dia jelas tidak
menolak. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di tempat bebas rokok yang
sepi dan tertutup.
Setelah selesai makan, aku dan dia yang duduk bersebelahan
menumpahkan rasa kangen. Kami saling mencium, saling melumat dan saling
memegang. Aku berkata padanya,
“Yan, aku pingin buat cupang di leher kamu.”
“Coba aja!”
Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi
gagal, dia lalu tertawa sambil berkata,
“He… he… he… bukan gitu caranya, nih aku contohin”, dia
mulai beraksi. Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku
melayang-layang, aku cuma mendesah,
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku.
“Dasar… Yan, kita pulang yuk.”
“ayuk.”
Yani lalu membayar makanan sementara aku langsung menuju
mobilnya. Sesampai di rumah, pikiranku kacau karena cupang itu, aku langsung
nge-sms dia,
“Yan … aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di
dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.”
Aku kira dia marah, tapi dia malah ngebalas,
“Gus, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku
boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.”
“Apaan tuh 3d?”, balasku.
“Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
“Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
“beneran, masak aku main-main.”
“Kapan kamu mau? Tapi aku belum pernah lho sayang, apa mesti
pake pengaman?”
“Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake
aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?”
“Oke deh, met istirahat ya sayang…”
“Istirahat apaan aku kan harus nari di Hotel sayang, nanti
kalau aku ga balas berarti aku masih sibuk atau ada si dia sama aku.”
“Ya deh, met kerja ya sayang.”
Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari
Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri.
Lama aku menunggu waktu itu, akhirnya aku mendapat
kesempatan pelatihan 4 hari. Tetapi karena kecerdikan panitia pelatihan itu
hanya 3 hari. Berarti aku hanya punya waktu 1 hari. Aku langsung nge-sms dia,
“Yan … besok ga ngajarkan? Kita laksanakan rencana kita
yuk?”
“ayuk, nanti aku jemput dimana?”
“Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.”
“Oke!”
Besoknya aku sudah menunggu dia di tempat pelatihan.
Beberapa menit kemudian dia tiba. Aku langsung naik ke mobilnya dan ganti baju
di dalamnya. Aku yang udah nafsu lalu bilang,
“Kita mau kemana? ayuk”, Yani memakai baju yang agak ngepres
di badannya, sementara di bagian bawah dia hanya mengenakan kain pantai, ketika
aku lirik ternyata dia tidak mengunnakan apa-apa selain kain pantai dan tentu
saja cd.
“Jangan gitu, kita makan dulu yuk…”
Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta,
namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu.
Sesampainya di kamar bungalow, dia lalu menutup pintu, aku
yang udah nafsu langsung menyerbunya. Dia lalu berkata,
“Ga jadi ah…”
“Trus kita ngapain kesini?”
“ngobrol sambil tiduran.”
“Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas
bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang,
“Sabar dong sayang.” Yani lalu mematikan lampu, lalu menutup
korden yang tadi belum tertutup, aku memang udah nafsu liat kemolekan dia jadi
ga memperhatikan itu. Akhirnya aku menyerbu dia, kali ini aku tidak menemuka
perlawanan berarti, dia udah siap. Aku mencium dia dengan nafsu, lalu melepas
bajunya dan kain pantainya, tubuhnya kini hanya ditutupi BH dan CD. Dia lalu
bilang,
“Gus… Aku pernah dioperasi di payudara dulu ada
tonjolannya.”
BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut,
“ehm… ehm…”
“Gus… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..”
Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan
celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu
berkata,
“Gus… pake kondom dulu ya sayang…”
Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung
saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah
keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata,
“Ga apa-apa kan baru pertama.”
Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh
payudaranya, kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata,
“Gus… sekarang kamu di bawah ya, aku yang di atas.”
aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke
vaginanya,
“uh… enak sekali…”, aku mendesah.
Diapun mendesah,
“Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…”
Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek,
bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil
sesekali menciumnya,
“ah… nikmat sekali rasanya”, ditengah-tengah kenikmatan itu
tiba-tiba dia mengejang dan melepaskan vaginanya sambil terengah-engah.
“Aku belum keluar kok dah selesai Yan?”
“Cape… dan kayanya dah keluar Gus.”
Aku langsung menindihnya dan memasukkan penisku ke vaginanya
dan mengocoknya dengan cepat karena tanggung pkirku, akhirnya,
“ah…”
Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan
langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Yani lalu berkata,
“Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.”
“Yah…”
Aku lalu memasukkan jariku ke vaginanya dan mengocoknya.
“ah..ah…ah…ah…”, Yani mendesah keras.
“gimana Yan, enak kan?”
“enak banget… ah…ah… ah…”
Tiba-tiba dia memeluk aku erat sekali sambil mencium dada
aku hingga cupang.
Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.
Kami masih kontak beberapa minggu, hingga ada satu kejadian
jelek yang aku dan dia alami. Kami nonton di bioskop berdua dan disudut seperti
biasa, selanjutnya kami berciuman, lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya,
tangan dia pun juga sama. Aku memasukkan tanganku ke vaginanya dan tangannya
juga mulai mengocok penisku
“Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua berirama.
Akhirnya tanganku terasa basah dan dia mengejang… Aku sama
sekali belum keluar tapi film keburu selesai. Di perjalanan pulang akhirnya
kami ribut, karena dia ingin pisah dariku dan kembali ke tunangannya. Aku
berusaha membela diri tapi dia sudah berketetapan.
0 komentar:
Post a Comment